ataupun cara menghidang makanan. Seperti diketahui bahwa
bahasa merupakan alat komunikasi yang utama maka kata-kata
dan gaya bahasa Palembang tampak terpakai di kalangan masyara–
kat Bengkulu terutama di kota-kota misalnya:
bak mano caronyo
(bagairnana caranya), udem (sudab). Kemudian alat-alat atau
benda kebudayaan yang khas berasal dari Palembang. Misalnya
teknik pembuatan dan bentuk rumah. Alat pertanian (parang
penebang
=
tepeak kalai), pasu (baskom dari kayu), sewar (sema–
cam keris).
Hubungan dengan orang Palembang cukup baik sampai ke
masyarakat pedesaan suku bangsa Rejang dan Serawai. Mereka
menghormati tamu dari Palembangsebagai orang terhormat, maka
orang Palembang bekelja dan memerintah di Bengkulu tidak
mendapat kesulitan. Hubungan baik
ini
merupakan warisan motif
mohon bantuan pada masa yang silam
Hubungan dengan Jambi hanya dapat diketahui dengan
sukubangsa Kerinci dalam bidang alat-alat pertanian yang terke–
nal pertama rimbe dan mesin kincir air yang khas berasal dari
Kerinci. Selain dari itu sikap hemat yang tercermin dalam pemeo:
Kicai-Kicai. Kicai
=
Kerinci.
Hubungan dengan Lampung ada juga. Menurut tambo Rejang
salah seorang saudaranya Karang Nio, Kepala Marga Tubai pergi
ke Lampung dan menjadi pimpinan di situ. Beliau inilah yang
membawa tulisan rincong Ka - Ga - Nga ke Lampung. Hubungan
yang jelas tampak adanya persamaan tulisan asli. Kecuali
ini
Silah
satu daerah kecamatan di Lampung (Kroi) dahulu adalah bekas
kecamatan termasuk daerah Bengkulu. Hubungan kroi
ini
teruta–
ma dalam hal bahasa dengan bahasa Serawai dan adat-istiadatnya,
mempunyai banyak persamaan.
Bahasa dan Tulisan.
Gambaran umum tentang bahasa,
sebagai
gambaran umum keadaan bahasa di daerah propinsi Bengkulu yang
didukung oleh masyarakat pemakai bahasa, serta berfungsi sebagai
alat komunikasi an tar daerah penduduk propinsi Bengkulu adalah:
bahasa Indonesia, bahasa daerah, yakni:
Bahasa daerah penduduk pribumi.
Bahasa daerah penduduk pendatang dan bahasa asing.
Bahasa Indonesia yang pada pokoknya adaiah bahasa Meiayu
sudah lama dikenal dan dipergunakan sebagai alat komunikasi
oleh penduduk daerah Bengkulu, terutama penduduk daerah
pesisir yang banyak bergaul dan mengadakan hubungan dagang
erpust k n N
Repu
do