Page 34 - Adat Istiadat Daerah Jambi

Basic HTML Version

Batasan mengenai anoni kebudayaan neolitic yang dipergu–
nak4n oleh van Heekem dapat
merup~
sa1ah
satu petomori
dalam menelusuri kebudayaan asli Jambi. Peninggalan-peninggalan
kebudayaan zaman pra-sejarah, yang merupakan kebudayaan
asli di daerah Jambi, sesuai dengan pendapat H.R. van Heekern;
peninggalan-peninggalan pra sejarah yang kita kategorikan sebagai
kebudayaan asli Jambi itu merupakan kebudayaan flake dan blade.
Alat-alatnya pada umumnya mempunyai ukuran kecil dan dibuat
dari jenis-jenis batu yang menyerupai batu-batu api di Eropah
yang mutunya sama seperti chalcedon, jaspis, obsidin dari kapur
membantu (12.46.48). Juga didapati peninggalan-peninggalan
megatic di Bangkok (2,31 .32) dan peninggalan-peninggalan dari
zaman perunggu ditemukan di Kerinci, yakni bejana perunggu
yang bentuk.nya seperti januk tetapi langsing. Di samping
itu
juga
ditemukan selubung lengan perunggu, yang mungkin sekali diper–
gunakan sebagai perisai dalam peperangan. Jadi tidak banyak
kita temukan peninggalan-peninggalan dari kebudayaan asli daerah
Jambi.
Kebudayaan sesudah zaman pra-sejarah mendapat pengaruh
dari kebudayaan Hindu (India), Arab, Cina dan Barat. Kebu–
dayaan Hindu (India) masuk ke Indonesia dan sempat mendominir
kehidupan orang-orang Indonesia, sehingga kita mengenal zaman
Hindu di Indonesia, karena Agama Hindu merupakan agama rak–
yat di Indonesia. Para Sarjana Sejarah masih belum sependapat
mengenai golongan yang membawa masuk kebudayaan India ke
Indonesia. Ada yang mengatakan kaum Ksyatria dan ada pula yang
mengatakan kaum Waisya (pedagang) dan Brahmana, yang mem–
bawa masuk serta meluaskan kebudayaan India di Indonesia.
Terlepas dari itu semua, yang sudah pasti ialah pengaruh dasar
peninggalan kebudayaan India (Hindu) terdapat di mana-mana
di Indonesia. Bukti-bukti pengaruh kebudayaan India ini dapat
diselusuri melalui sejarah kerapan-kerapan Hindu di Indonesia
se–
belum berkembangnya Islam. Sistem kepercayaan kepada Trimur–
ti , meluasnya kitab-kitab purana dan Castra, meluasnya Vira
Cariata seperti Mahabharata dan Ramayana, meluasnya ilmu
bangunan kuno, seperti Candi-Candi dan lain-lain, prasasti-prasasti
mengenai kerajaan-kerajaan Hindu Melayu dan Sriwijaya, serta
banyak lagi yang lain. Sudah tentu masuk.nya kebudayaan
ini
mempengaruhi kebudayaan asli setempat dan menimbulkan per–
paduan atau sinkretisme antara asli dan Hindu.
35
HakAkses Publikasi Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia