Tobe bernama Dungkungcangia, Raja Batauga, Raja Kama–
ru, dan beberapa daerah lainnya. Kawin-mawin di antara me–
reka (kawula Sipanjonga dengan penduduk daerah-daerah saha–
bat) menambah pesatnya kepadatan penduduk. 9)
Mengenai asal-usul suku Muna, ada beberapa mithos.
Bahwa kapal Sawerigading yang berkeliling dunia mencari adik–
nya Makawanin yang terbawa banjir, telah terdampar di karang
dekat kota Wuna sekarang
ini.
Karena terdampar, maka Saweri–
gading kembali dengan sebuah sampan. Tiga puluh orang awak
kapalnya ditinggalkan. Kemudian Sawerigading kembali untuk
melihat dan mengambil kapalnya dengan membawa orang-orang
dari Luwu. Sawerigading tidak dapat mengambil kapalnya lagi,
lalu ia meneruskan peIjalanannya. Awak kapal tersebut dan
orang-orang yang dida tangkan kedua kali tadi, adalah orang-orang
pertama di Muna yang dikenal dengan nama Wamelai (Mieno
Wamelai) .
Mithos lain mengungkapkan bahwa anak raja Majapahit berte–
baran karena perang saudara. Seorang di antaranya bernama
Zulzaman dengan tiba-tiba muncul dari seruas bambu yang dike–
temukan oleh .seorang pemirnpin orang Wamelai yang bemama
La
Balano dengan gelar Kamekulano Wamelai. Zulzaman lalu
diberi gelar Bheteno Netombula (bheteno
=
yang lahir, tombu–
la
=
bambu).
Zulzaman kawin dengan Tandilabe anak raja Luwu. Dari perka–
winan ini lahirlah Kamekulano Wamelai yang kemudian dino–
batkan menjadi raja pertama di Muna.
Demildanlah asal-usul beberapa
suku bangsa yang mendiami
Sulawesi Tenggara.
Terhadap pengaruh kebudayaan dari luar dapat dicatat pengaruh
agama Islam dan Kristen (Protestan).
Agama Islam masuk ke daerah ini pada abad ke-XVI yang diba–
wa oleh perantau-perantau dari luar Sulawesi Tenggara.
Perantau-perantau itu terutama orang-orang Bugis yang meman–
tapkan agama Islam ke pedalaman. Mereka masuk di Sulawesi
Tenggara sambil berdagang. Demildan pula dengan orang-orang
Arab , orang-orang Tidore dan .Temate. Agama Islam mula-mula
masuk ke Buton dibawa oleh orang Melayu (Abdul Wahid dan
Imam Pase) .
9) •
Sumber: Hikayat Sipanjonga yang dimiliki oleh Sdr . Mulku Zahari dj Bau-Bau .
24
Hak Aiues Publikasi
Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia