Page 96 - Arti Lambang dan Fungsi tata Rias Tradisional Pengantin Daerah Nusa tenggara Timur

Basic HTML Version

flora dan andungJpohon tengkorak. Sarung songket lebih
tinggi
nilainya dan
lebih mahal harganya dad pada sarung tenun lainnya dengan motif tehnik
ikat.
Perhiasan kepala (tiduhai) yang dipakai pengantin wanita golongan
Maramba/bangsawan di samping memiliJd ukiran-ukiran kuda , ayam, rusa,
manusia , maka pada tiduhai tersebut terdapat pula hiasan berbentuk bulan
sabit dan gambar bintang yang terbuat daTi perak. Perhiasan leher pengantin
wanita golongan ini terdiri dari untaian manik-manik: disertai beberapa
mata uang logam terbuat dari bahan perak jaman pemerintahan Kolo–
nial Belanda yang digantungkan pada manik-manik tersebut.
Perbedaan lain dapat dilihat pada perhiasan tangan yang dipakai pengan–
tin wanita golongan Maramba/bangsawan . Bahwa di samping perhiasan
tangan berupa untaian muti, maka pengantin wanita dari golongan ini juga
memakai gelang gading. Gading memang sulit didapat oleh goiongan rakyat/
masyarakat kebanyakan di pulau Sumba karena gading diimpor dari luar
dan mahal harganya. Hanya goiongan bangsawan saja yang mampu membe–
linya. Dengan demikian pemakaian tata busana maupun perhiasan yang
serba mewah bagi pengantin wan ita golongan maramba jelas melambang–
kan status sosial/derajat kebangsawanan keluarganya.
Bagi pengantin pria golongan Maramba dalam hal tata busana, biasanya
mereka memakai pula open jas berwarna hitam. Pemakaian open jas ini
adalah akibat masuknya pengaruh budaya luar terutama pada awal abad XX
ketika para misionaris dan Zending memasuki pulau Sumba untuk menye–
barkan agama Katolik dan Protestan. Selimut yang dipakai untuk menu–
tupi anggota badan bagian bawah maupun selimu t yang diselempangkan
pada bahu biasanya memiliki pola hias bermotif
pow/a.
Sesuai dengan na·
manya, maka selimut jenis
ini
disebut
Hillgg; Paw/a Ram.
Tora/destar yang dililitkan di kepala pengantin pria golongan Maram–
ba biasanya dilengkapi pula dengan
Kanatarn
yaitu sejenis perhiasan yang
terbuat dari oemas yang berfungsi untuk menguatkan ikalan destar. Menu–
rut pendapat tokoh adat , kanataru tersebut merupakan Iambang kelamin
Iaki-laki.
Apabila Kanataru sebagai lambang kelamin laki-Iaki dikaitkan dengan
mamuli yang merupakan lambang kelamin wanita, maka kedua ani lam–
bang tersebut seeara simbolis kiranya mengandung makna yang berhubungan
erat dengan hakekat perkawinan - berdasarkan pandangan budaya atau
sistcm nilai yang dianut o leh masyarakat Sumba sebagai pendukung ke–
budayaannya. Hakckat perkawinan yang dimaksud adalah persatuan
nOlan
seorang pria dan seorang wanita yang bertujuan umuk melanjutkan ketu–
runan agar rumah Marapu tempat bersemayamnya leluhur yang didewakan
87
Hlk
AksH
f'utIIikMI
0nIne :
Perpostakaan Nastonal Repoblik Indonesia