Page 15 - Kaba Bujang Paman Dan Kaba Rambun Pamenan

Sudah. Puti Dayang Sudah bersedia meminjamkan burung balam
itu dengan syarat Rambun Pamenan mau bertunangan dengan Puti
Dayang Sudah. Syarat itu diterima oleh Rambun Pamenan.
Rambun Pamenan dipertunangkan dengan Puti Dayang Sudah.
Balam itu dibawa oleh Rambun Pamenan.
Rambun Pamenan pergi memikat burung ke hutan dengan
membawa balam itu. Sudah lama ia memikat burung di hutan, ia
belum juga mendapat burung. Sewaktu ia beristirahat di bawah
pohon, burung Alang Bengkeh .menjatuhkan surat ibunya Puti
Linduang Bulan ke bawah pohon itu. Rambun Pamenan terce–
ngang membaca surat ibunya itu dan tahulah ia bahwa ibunya
masih hidup dan sekarang tinggal di penjara oleh Rajo Aniayo di
negeri Camin Taruih.
Rambun Pamenan segera kembaJi pulang dan langsung tidur
menahan sedih memikirkan nasib ibunya. Ia menangis di tempat
tidur itu. Rano Pinang tercengang melihat Rambun Pamenan tidur
sambil menangis sesudah pulang berburu itu . Atas pertanyaan
Rano Pinang, diceritakan oleh Rambun Pamerian apa yang
dialaminya di hutan, dan mendapat sural dari ibunya itu.
Mendengar peristiwa itu, · Rano Pinang menjelaskan asal-usul
ibunya Puti Linduang Bulan ditangkap dan dipenjara Rajo Aniayo
itu .
Sejak peristiwa itu Rambun Pamenan bertekad membebaskan
ibunya dari keangkaramurkaan Rajo Aniayo itu. Hal itu memalu–
kan keluarganya. Ia bertekad menuntut malu itu, menghapus arang
yang tercoreng di kening.
Rambun Pamenan berangkat mencarijalan menuju negeri Camin
Taruih. Sebelum berangkat ia minta izin pada Rano Pinang dan
kepada Puti Dayang Sudah. Keduanya sedih melepas keberangkat–
an Rambun Pamenan. Rambun Pamenan menanam pohon aur di
halaman rumah sebagai tanda nasibnya dalam perjalanan . Apabila
aur itu layu tandanya Rambun Pamenan dalam keadaan sakit, hila
aur mati berarti Rambun Pamenan juga mati .
Di tengah hutan Rambun Pamenan jatuh saki t karena tidak ada
yang dapat dimakannya. Hal itu juga terlihat pada aur yang
ditanam Rambun Pamenan di halaman rumahnya juga menjadi
-
""'
~
..
....,
HakAkstii'IM\XI
Onlnt :
Perpustak.aan Nasional Republik Indonesia
13