kewedanaan atau Kabupaten, maka ia menjadi kebanggaan daerah tersebut.
Ia dirasakan sebagai milik masyarakat daerah tersebut , sehingga kemenang–
an atau kekalahannya dirasakan pula oleh masyarakat sebagai kemenangan
atau kekalahan mereka. Tidak mengherankan bila masyarakat daerah ter–
sebut banyak memberikan dukungan moril dalam pertandingan kerapan
•
sapl.
Pada jaman sekarang persoalan "pride" ini tetap ada, begitu pula
rasa "pride" ini dirasakan oleh orang yang membeli sapi kerap pemenang
dengan harga yang sangat tinggi. Pada akhirnya pertandingan kerapan sapi
bagi sebagian pemiliknya dianggap sebagai "gelanggang pasaran" , dengan
tujuan komersial. Bagi penonton tetap menjadi hiburan, sedang pemerintah
mengharapkan setidak-tidaknya setelah selesai masa jaya, sapi masih tetap
dijadikan pejantan.
31