dikatakan di depan, ulat-ulat dari daging ikan yang busuk, bahkan dengan
menyembelih ayam kemudian dibusukkan sampai berulat, dicampur dengan
telur, dicuntangkan ke dalam mulut sapi.
Untuk persiapan kerapan ini seminggu satu kali, kadang-kadang sebagi–
an pemilik sapi memberi "makanan kuat" terdiri dari bahan-bahan kopi
bubuk aseli I Kilogram, bawang putih secukupnya, telur ayam minimal
25
sampai
50
buah, dan "minuman keras" seperti whisky dengan takaran
"tidak mabuk".
Ada semacam
"resep"dari Sapudi yang seperti terbalik. Ketika
menjelang kerapan , makanan sapi dicarikan rumput yang agak kering,
setiap hari dikurangi segenggam. Sapi-sapi dijemur, setiap harinya ditingkat–
kan lamanya. Akibatnya perlakuan ini sapi menjadi "kecil" ringan dan kuat.
Pada waktu kerap, yang dibawa adalah "bubuk" bedak panas, untuk dioles–
kan pada seluruh badan sapi. Untuk menguruskan badan sapi, minumannya
diberi air panas dicampur dengan laos dan kwnyit.
6.
Peraturan dan Tata Tertib
Peraturan dan tata tertib pertandingan telah diatur secara tradisional,
sehingga setiap penggemar kerapan dianggap telah mengetahuinya. Per–
aturannya sebenarnya bertujuan untuk
' ~melestarikan
bibit sapi" Madura
agar tetap baik. Ketentuan-ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Keadaan sapi berbadan sehat , kulit bagus berwarna merah. Tinggi sapi
paling rendah
120
Cm dan paling tinggi
130
Cm. Umur sapi tertentu,
dapat diketahui dengan melihat keadaan gigi sapi. Tanduk sa pi harus
baik dan sarna.
,
b. Sapi yang ikut serta hendaknya sapi Madura. Sapinya harus didaftarkan
lebih dahulu dan telahdibubuhi cap.
c. Perlombaan kerapan sapi dipimpin oleh Panitia lengkap dengan Dewan
.
.
Jun.
d. Sebelum perlombaan atau pertandingan kerapan sapi dimulai , pasangan
sapi-pasangan sapi harus berpawai keliling mengitari lapailgan pacuan.
lengkap dengan pakaian kebesarannya. diikuti oleh perangkat gamelan
saronen . Sapi yang telah selesai pawai , ke luar lapangan pacuan dan pakai–
an kebesarannya dibuka . Sapi kerap yang akan bertandingdan dipersiap–
kan di garis start haru s lewat "luar arena" dari samping kiri dan kanan.
e. Setiap joki atau " tukang tongko" diberi selempang berwarna yang ber–
lainan. sehingga juri mudah membedakan . Sepasang sapi kerap harus
•
tetap dikemudikan oleh seorang tukang " tongko" sejak dari garis start
sampai garis finis .
f. Panggilan nomer sapi sampai tiga kali berturut-turut bila tidak datang
40