taka cara kerjanya tidak sarna dengan pengrajin gerabah biasa
lainnya. Mustaka ini biasanya dibuat oleh ibu Masni bila ada pesan–
an , mustaka ini berdasarkan hia annya dapat dibedakan dalam be–
berapa ben tuk yaitu:
- Mamanukan (bercorak burung-burungan).
- Kikipasan (bercorak kipas-kipasan).
- Delima (bercorak buah delima).
Setiap mustaka terdiri atas tiga bagian, yaitu:
Bagian bawah disebutnya sebagai ibu (bentuknya paling besar).
- Bagian tengah disebutnya sebagai anak (bentuknya lebih kecil)
Bagian atas disebutnya sebagai cucu (yaitu yang terdapat pada
puncaknya dan paling kecil ukurannya).
Ragam hias mustaka ini memakai sistem tempel, cubit dan di–
beri cat. Sedangkan pembuatannya pun berdasarkan pesanan dan
tidak dibuat setiap waktu seperti gerabh perlengkapan rumah
tangga lainnya. Berhasilnya pembikinan mustaka ini sangat tergan–
tung dari cuaca, bila hari hujan maka pesanan agak lama bisa di–
siapkan tetapi bila cuaca panas maka setiap pesanan dapat disele–
saikan dalam waktu atu minggu. Sebuah mustaka dibuat secara
bertahap sesuai dengan bagian-bagiaonya. Yang pertama-tama di–
bentuk dahulu ialah
ib~.IOya,
yaitu bagian bawah yang ukurannya
paling besar, kemudian anaknya yaitu bagian tengah bentuknya le–
bih kecil ,
tera~ir
baru dibentuk bagian atas atau puncaknya de–
ngan ukuran yang paling kecil.
Sebelum melakukan pekerjaan membuat mustaka ini tidak ada
upacara khusus ataupun mantera-mantera. Biasanya dimulai de–
ngan ucapan Bismillah saja. Ditinjau dati segi keuntungan materi,
maka pembuatan atau membuat dan menjual mustaka im tidak ba–
nyak untungnya, tetapi bagi ibu Masni pekerjaan membuat musta–
ka ini telah merupakan pekerjaan yang merupakan sumbangan
amal jariah di bidang agama dan mendatangkan perasaan senang di
hatinya.
Mustaka ini sring dipesan oleh peminat-peminat dati daerah
Lampung, Merak, Pontang, Serang, Cigading dan Cilegon. Apabila
40
Hak Akses Publikasl Online :
Perpustakaan NasionaJ Republik Indonesia