Page 9 - Keris Koleksi Museum Negeri Propinsi Bali

Basic HTML Version

,
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN IDENTIFIKASI PENULISAN
1.
SEJARAH
KERIS.
Hingga saat ini telah banyak para ahli yang mengadakan penelitian
tentang keris atau alat-alat tusuk lainnya. Namun demikian masyarakat
kita sendiri belum banyak yang mengenal lebih mendalam. Hasil
kebudayaan yang sangat dipengaruhi dalam kehidupan masyarakat, ada
kecenderungan untuk dilupakan, terutama oleh golongan muda. Ini
disebabkan antara lain adanya perubahan fungsi keris. Sebagai contoh
pada jaman raja-raja alat yang dipergunakan berperang adalah senjata
keris, tombak, pedangdan alat-alat tusuk sejenisnya. Tetapi saat ini sudah
ada penggantinya yang lebih praktis dan moderan. Pergeseran fungsi
semacam ini dapat mengakibatkan keris kurang dikenal oleh golongan
muda. Keris dalam bahasa Jawa disebut
dhuwungatau curigo.
Biasa juga
disebut tosan aji atau wesi aji (tosan
=
wesi
=
besi, aji
=
dihormati karena
bertuah). Dalam pandangan masyarakat keris mempunyai tempat tersendiri,
sebab merupakan senjata yang dianggap mempunyai kekuatan gaib
(Kusni, 1979 : 108 ; 109). Dalam kaitannya dengan kebudayaan manusia,
keris yang merupakan senjata tusuk, termasuk dalam sistim peralatan
hidup atau teknologi. Sedangkan peralatan hidup sendiri termasuk unsur
-unsur kebudayaan universal (kultural universal) (Koentjaraningrat, 1974,
166-170). Demikian pula halnya di Bali, keris dan sejenisnya juga
dianggap sebagai pusaka yang berkekuatan gaib, yang mampu
menghindarkan pemiliknya dari bahaya. Dipakai pula sebagai pelindung
diri. Hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan. Sedangkan kekuatan yang
terkandung pada tiap.tiap keris tidak sama, tergantung pada para
pembuat (Empu dari jaman ke jaman) (Hamzuri, 1973 ;7). Dalam ceritera
pewayangan yang bersumber pada kitab Mahabharata dan Arjuna Wiwaha,
banyak dijumpai mitos tentang keris. Dari sumber lain seperti kitab
Nagara Kertagama dan Pararaton dikenal keris buatan Empu Gandring
yang dipesan oleh Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung dari
Tumapel. Keris tersebut dikatakan sangat sakti. Kekuatan gaib pada
sebuah keris tercermin pula dalam cara mendapatkannya seseorang yang
percaya, sebelum mendapatkan keris terlebih dahulu mendapatkan ilham.
Keris yang demikian disebut "Keris Tiban" yaitu keris yang tidak tahu asal
usulnya. Kepercayaan -kepercayaan di atas makin menambah keruwetan
pembuktian ilmiah. Tetapi sebaliknya kepercayaan masyarakat terhadap
5
Hak Akses Publikasl Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia