Page 56 - patung Pangulu Balang

Basic HTML Version

A.
BA 8 IV
PENGERTIAN PATUNG PANGULUBALANG Dl
DAERAH BATAK
50
PE GERTIAN DAN FUNGSI PATUNG PANGULUBALANG
Telah diur-aikan di muka, setelah anak itu mati perjanjian tondi
(roh)nya dengan marga yang mengorbankannya tetap seperti sediakala.
Ia menjadi pangulu (perantara, media, alat, wakil).
Balang artinya patuh, taat, setia pada tujuan suruhan Datu (dukun)
kampung, perantara atau wakil yang setia melaksanakan suruhan untuk
menangkal bahaya dan memenangkan peperangan.
Sehubungan dengan itu Winkler dalam bukunya "Die Toba Batak
auf Sumatera in gesunden und krankem Tagem"
ten~ang
menghubungkan nama pangulubalang atau panglima. Ulubalang adalah
panglima yang memaink.an peranan utama dalam kepemimpinan perang
dengan perantara (media) magic. Ia panglima yang me\yakili kampung
atau marga dalam peperangan, sebagai pagar (penangkal bahaya), tetapi
juga sebagai aji (ilmu, tenung), ataupun sebagai dorma (guna-guna).
Di pihak lain pangulubalang dipandang sebagai "pangidoan ni haga
·beon" (tempat memohonkan kelahiran anak laki-laki dan perempuan
serta kemakmuran). Dalam hubungan ini Ph.
0.
Tobing dalam bukunya
The struct ure of the Toba Batak belief in the High God,' ' East celebes in-
titute for · cultural, menganggap bahwa pangulubalang adalah
manifestasi dari Silaon Na Bolon. Beliau berkata: "In The formula or
prayer (pronounced when the Pangulubalang
i
on the point of lea ing)
the eight of the compass are called his granfather, the twelve months his
mother, the thirty dayahis grand child.ren. As said in the preseding, the
high god is the unity of time and space. It is probable that Pangulubalang
is a manifestation or silaon na Bolon, the middle world aspect of the high
God.
Di daerah Batak terdapat banyak sekali patung pangulubalang yang
tersebar di kampung-kampung. Menurut penuturan dari Evanggelist E.
Purba: istilah pangulubalang berasal dari jumbalang yang berarti
panglima atau guru ni parbinotoan (guru pengetahuan) seorang dukun.
Dalam pertarungan di antara para dukun, jika yang seorang sudah
kewalahan ia akan menggunakan jumbalangnya. Jika ia kalah dukun itu
akan ruencukur rambutnya (rambut panjang sebagai ciri khas dukun)
lalu akan belajar kembali.
Hak Akses Publikasi Online :
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia