•
•
•
BAB I
PENDAHULUAN
I
Suku Batak terbagi atas 5 (lima) sub suku bangsa, yaitu suku
Batak Karo, Simalungun, Batak Toba, Batak Angkola/Mandailing dan
Batak Pakpak Dairi. Kelima sub suku Batak tersebut memiliki kekhu–
susan dan banyak persamaan-persamaan dalam bidang kebudayaan.
Salah satu unsur persamaan kebudayaan yang dimiliki kelima sub
suku bangsa Batak tersebut adalah dalam hal pembuatan dan keper–
cayaan terhadap Patung Pangulubalang. Pupuk (abu) Pangulubalang
terbuat dari manusia yang dikorbankan dan dibakar atau di gongseng
dan ada juga yang ditanam, kemudian diangkat untuk dibuat menjadi
pupuk (abu) Pangulubalang. Abu mayat yang sudah dikorbankan
di–
masukkan ke dalam patung dan rohnya dipersatukan dengan patung
yang telah
disucikan dengan upacara tertentu. Rohnya dapat
di-
suruh membuat pekerjaan yang jahat maupun yang baik, sesuai dengan
/
keinginan dari sipembuat patung Pangulubalang. Dengan perkataan
I
Jain patung Pangulubalang
ini
dibuat sebagai panglima atau pendekar
dalam peperangan untuk mengadakan perlawanan
a
tau serangan kepada
pihak musuh dengan mempergunakan ilmu magic/gaib di samping itu
dapat juga merusak dan membunuh. ·
Patung Pangulubalang dapat berfungsi sebagai pagar (penjaga /
pelindung ) pada sebuah kampung dari orang-orang yang bermaksud
jahat, serangan musuh agar jangan terjadi kerusakan-kerusakan atau
malapetaka terhadap kampung atau marga
pemilik Pangulubalang
tersebut. Juga berfungsi untuk mencegah terjadinya penyakit menular
seperti kolera dan lain sebagainya.
Abu mayat yang untuk keperluan Pangulubalang, ada juga yang
ditempatkan
di
guri-guri (buli-buli), sahan (terbuat dari tanduk yang
diukir) dan pada ampang atau bakul dan sebagainya.
Di
dalam tulisan
ini
yang hendak dibicarakan adalah patung
Pangulubalang yang terbuat dari batu yang berbentuk manusia.
Patung Pangulubalang
ini
dilobangi pada bagian ubun-ubun, dada,
pusat atau dibagian kakinya, di sinilah ditempatkan abu mayat terse–
but.
Hak Akses Publikasi Online :
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia