kan pulaunya sampai sepuluh bulan, ke daerah Aceh dan Malaysia.
Akibatnya interaksinya, sekarang banyak perahu-perahunya yang
berganti ke jenis perahu mesin yang disebut "kalotok".
•
Persebarannya
Pada awaJnya orang Madura lebih senang hidup di daerah pantai,
disebabkan oleh keadaan tanahnya yang kurang subur. Mereka hidup
sebagai nelayan, dengan berkelompok dalam suatu desa nelayan.
Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau di sepanjang pantai ter–
dapat desa-desa nelayan yang 'besar dengan gugusan perahunya yang
selalu siap mengarungi samudera. Kehidupan nelayan sangat tergan–
tung dari keadaan laut, oleh karena itu laut merupakan hidup dan
rna tinya nelayan.
Menyadari akan ketergantungan hidupnya darj laut , tidak meng–
herankan kalau setiap tahunnya diadakan selamatan laut , yang dise–
but " rokat tase' ". Karena ketenangan dan keganasan laut menjadi
bagian hidupnya sehari-hari, hujan-badai , topan dan halilintar, maka
kehidupan laut ini bermottokan "a bantal omba' asapo' angen", yang
artinya berbantal ombak berselimut angin. Dari keadaan lingkup hi–
dup demikian nelayan-nelayan Madura menjadi menyatu dengan
alam, sehingga menimbulkan jiwa pasrah yang kadang-kadang pantas
disebut "suatu keberanian". Pasrah dan berani merupakan jiwa nela–
yan Madura , tak gentar mengarungi badai dan gUlungan ombak. Apa–
bila mendapatkan tantangan alam yang luas dan ganas semacam di
atas tidak menggetarkan dirinya, maka dalam menghadapi tantangan
lainnya dianggap sebagai persoalan kecil saja. Jiwa yang demikian
kemudian menjadi watak orang Madura , dan dalam wujud lahirnya ,
orang Madura suka berbicara atau menyatakan sesuatu apa adanya se–
cara blak-blakan , tanpa bumbu dan bedak. Oleh karena itu tampak–
nya menjadi "kasar". "Kekasaran" ini nampak pula pada kehidupan
para nelayan , pada bentuk perahu atauplln pada hiasan perahllnya.
Menurut sejarah telah ditulis dalam bukll-bllku etnologi, bahwa
sllku Madura tergolong ke dalam bangsa "de trekkers" , yaitu suatll
bangsa yang karena kehidupan di daerahnya tidak menguntllngkan,
tanah tidak su bur, kemudian mencari penghidllpan yang lebih baik
ke luar daerahnya. Apabila dalam waktu lama keuntungan yang ter–
tabung sudah cukup banyak, mereka pulang kampung dengan mem–
banglln , memperbaiki atall membeli rllmah dan segala sesllatu yang
diperlukan dalam hidupnya seperti : ternak , sawah dan ladang. Kare-
10
~
Hak Akses Publikasi Online:
•
't;~'
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia