Page 37 - Permainan Rakyat jawa Barat dalam Dimensi Budaya

Basic HTML Version

sebagai media pergaulan dengpn lawan jenisnya. Sedangkan saat dewasa
mainan ini sebagai media pengantar saat upacara untuk persembahan para
leluhur.
Mainan
kokoleceran
dari mulai masa kanak-kanak adalah mainan
musim kemarau disaat bertiupnya angin, yaitu sebagai hiburan menyambut
angin dan disaat anak remaja menjadi ternan ketika menunggu huma
disaung. Pada masa anak dewasa sebagai syarat kepemilikan huma dan
sebagai bakti terhadap
hyang pohaci
dengan mendirikan
kolecer
besar di
samping huma atau ladangnya. Mainan
gogolekan
pada masa anak-anak
sebagai mainan yang terbuat dari pelepah daun ketela pohon, dan
dimainkan oleh seorang anak saat menunggu orang tuanya diladang atau
dihutan tetapi padamasa dewasanya mainan ini dibuat dari gagang padi dan
dibuat sebagai persembahan pada upacara
seren taun
atau upacara lainya.
Pada permainan
huhuian
pun seseorang akan mempelajari '.entang
perkembangan tumbuhan ubi jalar sampai saat panen tiba, proses yang
terjadi saat bermain adalah urutan pertumbuhan ubi jalar tersebut.Proses
pertumbuhan ini akan bermanfaat ketika masa dewasanya.
Fungsi lain permainan adalah sebagai media untuk membantu oran&
tuanya misalnya ketika anak bermain mainan posong. Sebelum berangkat
keladang atau huma, posong akan dipasang atau
·naheun"
disungai, dan
pada sore harinya ketika akan mandi, posong akan diangkat untuk
mendapatkan hasil berupa ikan-ikan kecil, atau sejenis udang yang akan
dijadikan hidangan makan di rumahnya. Bermain ketepel juga membantu
orang tua dalam mendapatkan
pangpung
kayu kering dari pohon yang
berguna untuk memasak. Sedangkan keunikan dalam memainkan
kokoprak
anak menyukainya karena faktor suara yang dihasilkan tetapi dari sisi
pandangan orang tua hal itu adalah membantu orang tuanya mengusir
burung-burung yang memakan tanaman padinya yaitu dengan cara
menggerakan tali ke atas dan ke bawah maka semua kokoprak akan
bergoyang dan mengeluarkan suara yang mengagetkan burung-burung yang
ada di sawah.
Mainan dan permainan masyarakat sunda juga berfungsi sebagai
media pelatihan kepekaan terhadap alam dan lingkungan, anak-anak akan
mengetahui apa yang akan dimainkannya sesuai dengan proses musim yang
terjadi, mereka akan tahu tanda-tanda angin barat, yang membawa musim
25