sikap kekuatan, teknik serta strategi masyarakat dalam menangkap hinatang buruan.
Binatang buruan itu digambarkan dengan seekor kuda dan tnanusia mengurung kuda
tersebut sampai tidak bisa lagi bergerak Ualan). Yang dibutuhkan dalam permainan ini
adalah :
Induk (Lapangan)
· Papan alas yang merupakan lapangan permainan yang berbentuk kotak-kotak
sehanyak 16 buah. Masing-masing kotak dihuhungkan dengan garis menyudut. Pada
kedua ujung kotak terdapat lagi masing-masing empat kotak dengan bentuk segitiga
yang dibelah dan dibagi dua. Sehingga secara keseluruhan jumlah kotak sebanyak
24 buah. Ukuran lapangan permainan ini panjang 45 em dan Iebar 18 em.
Anak (buah)
Buah ini terdiri dari dua macam : yang pertama disebut dengan kuda. Terbuat
dari bahan kayu bentuk seperti kuda dengan pos isi duduk ucngan jumlah I buah.
Buah yang kedua merupakan penggambaran dari manusia yang terbuat dari kayu
bentuk bulat dan bagian atas terdapat pegangan yang berjumlah 24 buah.
Permainan ini dilakukan dua orang, di tnana seorang bertindak sebagai kuda
sedangkan yang satu lagi sebagai manusia yang herusaha mengurung kuda. Sebelum
permainan dimulai , kedua orang tersebut menentukan siapa yang bertindak sebagai kuda
dan siapa yang bertindak sebagai manusia. Setelah posi si ini ditentukan maka permainan
dapat dimulai .
Kuda berdiri diposisi paling tengah
~ementara
dikurung oleh delapan urang. Kuda
akan berusaha membunuh manusia (makan) dengan cara melangkahi tempat di mana
buah itu berdiri. Jumlah buah yang boleh dilangkahi dan dimakan adalah berjumlah
ganj il , ·misalnya l ,3,5, dan setet1Jsnya. Jika jumlah yang dilangkahi genap maka kuda
tidak holeh memakan. Dalam menjalankan kuda hanya boleh selangkah.
Orang yang bertindak sebagai manusia akan berusaha untuk menutupi jalannya
kuda serta berusaha agar temannya tidak dimakan oleh kuda tersebut. Tindakan yang
dilakukan adalah dengan menutupi gerak kuda dan menjaga buah yang bisa dilangkahi
tidak dalam jumlah ganjil. Usaha menutupi jalan kuda ini dilakukan dengan buah yang
masih tersisa di tangan. Kegiatan ini herlangsung sampai kuda tidak hisa hergerak.
Kalau seandainya buah yang tersisa sudah habis sedangkan kuda masih bisa
bergerak, maka pennai nan dilanju tkan dengan tnenggerakkan buah yang sudah ada di
lapangan. Kalau orang yang menjalankan kuda pintar maka dia akan bi sa bergerak terus
tanpa dapat dikurung oleh orang yang menjalankan manusia.
Demikianlah permainan ini berlangsung sehingga salah satu dari mereka menyerah
dan permainan akan diulangi ketnhali dari semula.
372
~~
HakAkses Publikasi Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia