4. Kelengkapan Lain
Selain tata-busana pokok tersebut di atas, masih ada
kelengkapan-kelengkapan busana lainnya yang menambah ke–
semarakan penampilan penari, yaitu :
a.
Kelat bahu,
yang dikenakan melilit kedua lengan penari.
Terbuat dari kulit yang ditatah ataupun dari beludru yang
bersulam manik-manik.
b.
Gelang Kana
pada kedua pergelangan tangan dari bahan beludru
bersulam. Ada kalanya diganti dengan gelang permata tiruan.
c.
Oncer,
yaitu rumbai-rumbai kain berwarna merah, putih dan hijau,
yang dipotong sepanjang kurang-lebih 10 - 15 em dan lebar 5 cm,
mengisi bagian-bagian kosong dari pinggang.
d.
Sembong,
ialah kain beludru bersulam manik-manik yang
dikenakan menutup pinggang sampai pinggul.
e.
Kipas,
dipakai sebagai perlengkapan menari dari tarian Jejer, atau
bagian-bagian lain dalam Gandrung.
B. Gaya Gerak Tari
Tarian Gandrung sudah barang tentu tidak lagi didasari oleh
dorongan bawah sadar sebagaimana terjadi di dalam tarian Seblang
maupun Sanyang. Pola-pola gerak tarinya saja yang masih menunjuk
kan hubungan antara tari Gandrung dan Seblang. Sebagai tarian yang
berkembang dari lingkungan kehidupan rakyat pedesaan, maka pola
dan gaya gerak tarinya sederhana saja. Dibandingkan dengan
tarian-tarian klasik yang pernah dipelihara secara khusus sebagaimana
terjadi dengan tarian Jawa gaya Surakarta dan Yogyakarta misalnya,
maka kesederhanaan itu menjadi semakin kentara. Perbendaharaan
gerak tarinya tidak memiliki derajat kerumitan yang tinggi, baik dalam
hal teknik maupun dalam irama gerak.
Pada tari Sanyang dan Seblang, dorongan bawah sadar itu
diperoleh dari situasi magis yang diciptakan oleh irama musik vokal
tertentu,
mantram
serta bau harum asap dupa yang mudah
mempengaruhi kesadaran penari. Selanjutnya dorongan bawah sadar
Seblang
dan
Gandrung
103