tiba di Tepian Lumut. Di Tepian Lumut, Kilip melihat kedua orang
tuanya bet·ada di sana. Lalu ia berkata: "MengapaAyah dan lbu tinggal
tempat begini?" .
Akan tetapi roh kedua orang tuanya seperti tidak mendengar. malah
sang ayah justru berkata, seperti kepada dirinya sendiri , ''Kasihan
Kilip", bukannya tidak mau mengadakan upacara kematian, akan
tetapi ia tidak tahu lata cara menguburkan orang mati. Seharusnya
setiap orang mati dibuatkan
lungun.
Diadakan penyembelian babi
dan ayam sebagai kurban, tujuh lembar danjeni s daun
kerany iq,
tujuh
potong bambu, enam potong berbuku dan satu tidak berbuku untuk
ternpat air dibuatkan anyaman minuman . Upacara itulah yang dinamai
ParepmApi ,
yang untuk mayat laki-laki dilakukan pada hari keenam,
sedang bagi mayat pereinpuan dilakukan setelah hari kelima. Sayap
ayam dan rahang babi harus diikat atau di sampirkan pada bagian
bawah anyaman bambu yang disebut
klangkang took
dan di antar ke
pinggir jalan pada saat upacara
parapm api.
Apabila kehidupan kami
ini tidak baik dan sengsara, maka demiki anl ah pula kehidupan Kilip.
Apabila kehidupan kita baik, maka kehidupan Kelip pun juga turut
baik".
Setelah mendengar ucapan-ucapan itu , Kelip pun bergegas pulang.
Kemudian ia melaksanakan seperti apa yang telah diucapkan oleh
Datu , yaitu mul ai dari membuat
Lungun
sampai upacara
Parapm
Api selesa i.
Mayat kedua orang tuanya diambil dan ditempatkan di
lungun .
Setelah
Parapm Api
selesai ,
Lungun
dimasukkan ke dalam
Garai
yaitu rumah kecil tempat menyimpan
Lungun.
Di Lumut, roh kedua orang tuanya menganjurkan agar Kilip membuat
up aca ra
Ken ye u .
Se ti banya d i
Tenukng M engkelokop ,
Ki Iip
melaksanakan upacara tersebut selama sembilan hari sembilan malam.
Beberapa ekor babi , ayam dan beras ketan serta beras biasa, dimasak
sebagaimana seharusnya memasak untuk
Liyau .
Saat lain Datu berkata kepada Kelip : "Saya merasa kasihan padamu
Kelip, karena kamu hanya belum mengerti bagaimana melaksanakan
upacara tersebut ". Kemudian Datu menyuruh Kelip menangkap orang
198
Hlk
Aksfs
Publokasl
Onlone :
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia