"Tidak seperti itu, Gusti. ltu adalah masa lalu. Kini
semua orang tak punya kekuasaan untuk mendekati NyiiJlas
...._
Int "
"
..... I
en. .
,
,
-
"
1
"Betulka~
Aradea?" Kangjeng Dalem menoleh dengan
I
•
•
senyum
SIDIS.
"Maksud hamba,
kini
Nyimas Inten tak jadi rebutan
secara berterang. Paling mereka menyimpan dendam
kesumat ..."
"Atau b: rcuriga
dan
c~mburu
pada pihak lain."
"Y
a -... barangkali itu yang terjadi ... " gumam pula
Aradea.
"Sialan,
aku
jadi bahan cemburu saudara-saudaraku ... "
keluh Kangjeng Dalem.
"Sebab, Gusti Kangjeng sudah punya
anak
dan
istri."
"Maksudmu, apa aku artinya tak boleh mencintai gadis
lain lantarar. sudah punya
anak
dan
istri?" tanya Kangjeng
Dalem.
"Tak begitu maksudnya, Gusti .. ."
"Apa maksudmu, kaupun curiga bahwa aku tertarik
pada Nyimas lnten?" tanya Kangjeng Dalem menatap
tajam.
Ditatap seperti ini, Aradea jadi serba-salah. Jadi, apa
yang musti aku sebutkan, pikirnya.
"Tidak. Kau harus percaya aku, bahwa aku tak
mungkin mencintai gadis itu, Aradea ... " kata Kangjeng
Dalem.
"Saya percaya, Gusti ... "
"Kalau begitu, bantulah aku ..."
"Dengan cara apa, Gusti?"
"Jauhkan gadis itu dari sisiku!"
"Dengan cara apa, Gusti?"
"Apapun, asalkan tak menyinggung perasa8nnya."
***
I
8
•
HakAkses
Onl'ne :
lli
INDONESIA
~
HERITAGE.ORG
..
'
\
' J
I
I