Page 31 - Adat Istiadat Daerah Sulawesi Tenggara

Basic HTML Version

,Mekongga (Kabupaten Kolaka sekarang) menerima agama
Islam
dari Luwu pada abad ke XVII. Pada abad ke XIX perantau dan
pedagang suku Bugis memantapkan agama Islam sarnpai ke dae–
rah-<laerah pedaJaman utamanya di Mekongga (Kabupaten Ko–
laka) dan Konawe (Kabupaten Kendari) . Banyak penduduk
yang memeluk agama Islam ini. Norma-norma agama Islam ini
mempengaruhi kepercayaan dan adat istiadat penduduk asli.
Unsur-unsur hukum Islam meresap dalam adat istiadat mereli.a.
Terhadap pengaruh Eropa dapat dicatat di sini masuknya orang
Belanda sambil menyebarkan agama Kristen (Protestan) di dae–
rah ini. Pada akhir tahun 1915 Nederlandse Zendingsvereniging
(NZV) mengutus Hendrik van der Klift , yang bekeIja di Jawa
Baratuntuk menyelidiki keadaan di daerah ini.
Van der Klift memi1ih Kolaka sebagai tempat kedudukannya.
Pada tahun 1917 Vander Klift pindah ke Mowewe karena di
situ ia akan lebih mengenal watak orang-orang Tolaki. Van der
Klift membawa perubahan-perubahan terhadap tata kehidup–
an masyarakat, dengan usaha-usaha dalam bidang kesehatan,
pendidikan, perkebunan/pertanian, pola perkampungan dan se–
bagainya.
Banyak di antara penduduk yang masuk menjadi Kristen. Pada
tahun 1938 tercatat 2.970 orang Kristen ; 235 orang ikut kate–
chisasi; pekabaran Injil diadakan di 100 tempat (6, 4-5).
Pengaruh lain dengan masuknya agama Kristen, adalah terha–
dap kepercayaan masyarakat dan peJapisan sosial.
Hubungan dengan kebudayaan tetangga.
Di sini hanya dapat dicatat bahwa kebudayaan suku-suku bang–
sa yang mendiami Sulawesi Tenggara ada hubungan dengan ke–
budayaan suku-suku bangsa yang mendiami Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Tengah. Beberapa contoh dapat diberikan. Da–
lam bidang seni tari sebagai salah satu unsur kebudayaan,vmaka
tari pergaulan
molulo
(Tolaki) dikenal dengan istilah yang sarna
di kalangan suku To Mori (Sulawesi Tengah). Tarian
modero
di kalangan suku Pamona (Kabupaten Poso) pada hakekatnya
hampir sarna dengan tarian
olulo
tadi , baik di1ihat dari gerakan–
nya maupun makna dari tarian itu.
Tarian
LariIJngi
(Tolaki, Wolio) harnpir sarna dengan tari
ma'badong
di kalangan suku Toraja (Sulawesi Selatan).
Di sarnping hal
telah dikemukakan di atas, maka unsur-unsur
HakAksesPublikasiOnline :
25
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia