Page 51 - Permainan Tradisional Indonesia

Basic HTML Version

digendong pemenang kembali melempar batu lawan dan seterusnya. Bila batu lawan
tidak kena dilempar maka kembali ke permainan awal yaitu mencari pemenang dengan
masing-masing melempar batu ke garis akhir (sasaran) dan seterusnya sampai peserta
sepakat untuk menghentikan permainan, biasanya karena sudah letih.
Unsur hiburan pada permainan ini jelas terlihat hila pihak yang kalah meng–
gendong dengan badan yang tidak seimbang sehingga mengundang para penonton
untuk tertawa.
.
2.7. Permainan Erbicik
*
Jenis permainan ini pada masyarakat Karo disebut
erbicik
yang berarti main
bicik. Pennainan ini khusus untuk laki-laki usia 6 - 10 tahun dengan jumJah pemain
antara 2 - 5 orang. Alat permainan berupa seruas bambu, panjang kira-kira 30 em,
diameter 6 em, lalu dibelah dua. Belahan bambu inilah dipakai untuk tempat buah kemiri
yang menjadi taruhan pemain. Alat lain adalah batu pelempar berukuran sebesar buah
pala . Umumnya permainan ini dilakukan pada siang hari. Cara bennain erbi cik : masing–
masing pemain menaruh buah kemiri (taruhan) ke dalam belahan barnbu dengan jumlah
tertentu sesuai kesepakatan bersama. Lalu ditentukan garis, biasanya 2 meter dari jarak
bambu, yang disebut "ulu". Setiap peserta berdiri pada garis tersebut sehelum
melemparkan batu pelempar ke arah bambu yang berisi taruhan. Terlebih dahulu ditentukan
peserta yang pertama nielempar, maka diadakan undian sebagai berikut : salah seorang
pemain memegang batu di kepalan mana batu tersebut berada sambil diiringi kata-kata
"gulda guldi, ija sierbih, ije" (gulda guldi, di mana yang semalam, di sini). Setelah sampai
pada genggaman terakhir dengan kata "ije" (di sini), genggaman dibuka. Jika tebakan
benar, maka yang memulai permainan adalah si penebak dan jika salah maka permainan
dimulai oleh yang memegang batu.
Pemain yang menang dalam undian tebakan melemparkan batu pelempamya ke
arah bambu dari posisi garis "ulu". Jika hambu kena dan terbalik, maka buah yang jatuh
akan
menjadi miliknya. Namun walaupun bambu terbalik biasanya tidak semua buah ke
luar. Lalu bmnhu dipcrbaiki seperti posisi semula. Demikian dilakukan menurut giliran
masing-masing sampai buah tersebut habis. Setelah habis maka permainan dianggap
selesai. Dan begitulah secara berulang-ulang sesuai kesepakatan bersama. Pada akhir
permainan, siapa yang paling banyak mengumpulkan buah adalah sebagai pemenang.
Hukuman bagi yang kalah bermacam-macam, misalnya : menggaruk punggung,
kepala ditokok, menarik jari-jari tangan yang menang dan menggendong yang menang
dan lain-lain. Hukuman yang dilaksanakan tergantung pada kesepakatan bersama
sebelum pennainan dimulai.
37
Hak Akses Publikasi Online:
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia